pantaukota.com skyscraper
pantaukota.com skyscraper

Pimpinan Ormas GARUDA Ditangkap, Pejuang Keadilan atau Pelaku Kejahatan?

pantaukota.com leaderboard

Surabaya || Pantaukota.com – Kota Surabaya dikejutkan dengan kabar yang mencoreng nama baik seorang tokoh organisasi masyarakat (ormas) yang baru beberapa bulan ini menjadi sorotan. M.R., pimpinan besar Ormas GARUDA, yang dikenal vokal dalam menyoroti berbagai isu sosial-politik, kini justru harus berurusan dengan hukum atas dugaan pencabulan terhadap anak tirinya yang masih di bawah umur.

Kasus ini mencuat setelah korban, didampingi keluarganya, melaporkan tindakan M.R. ke Polda Jawa Timur pada 12 Maret 2025. Berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/B/380/111/2025/SPKT/POLDA JAWA TIMUR, Satreskrim Polda Jatim bergerak cepat dan menangkap M.R. pada 13 Maret 2025. Kini, ia ditahan di Rutan Tahti Polda Jatim dan dijerat dengan Pasal 82 jo Pasal 76E Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.

Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman saat dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan tersebut. Ia menyebut kasus ini telah ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Subdit Renakta.

"Benar, hubungi Kasubdit PPA (Renakta) ya," ujar Farman kepada detikJatim, Jumat (14/3/2025).

Sementara itu, pihak keluarga korban masih belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut karena korban masih mengalami trauma akibat kejadian tersebut.

Penangkapan M.R. menjadi ironi tersendiri. Sebagai tokoh yang selama ini lantang menyuarakan ketidakadilan, ia kini justru dicap sebagai pelaku tindakan tercela yang merusak kehidupan anak tirinya sendiri. Tertangkap kamera dengan pakaian tahanan berwarna oranye, wajahnya yang lesu dan tertunduk seakan menjadi simbol dari kejatuhan seseorang yang selama ini berusaha membangun citra sebagai pejuang rakyat.

Kasus ini juga mengingatkan masyarakat bahwa integritas seseorang tidak hanya diukur dari kata-kata yang diucapkannya di depan publik, tetapi juga dari tindakannya dalam kehidupan sehari-hari. M.R., yang sebelumnya sering menyoroti kebijakan publik dan melawan ketidakadilan, kini berada di posisi yang berlawanan—menjadi sosok yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum.

Di luar sosok M.R., kasus ini juga membuka mata masyarakat akan pentingnya perlindungan anak dalam lingkungan keluarga. Anak-anak, terutama yang hidup dalam keluarga dengan orang tua tiri, sering kali berada dalam posisi rentan terhadap kekerasan atau pelecehan. Kepercayaan dalam keluarga harus dibangun dengan pengawasan dan komunikasi yang baik agar tidak ada celah bagi tindakan kekerasan terjadi di dalam rumah tangga.

Lebih jauh, kasus ini juga menegaskan bahwa hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Tak peduli seberapa besar pengaruh atau seberapa keras seseorang bersuara di ruang publik, hukum tetap harus berjalan demi keadilan bagi korban.

Masyarakat pun diingatkan untuk lebih kritis dalam menilai figur publik. Tidak semua yang tampak heroik di permukaan benar-benar memiliki karakter yang sama di balik layar. Kejadian ini menjadi pelajaran bahwa integritas sejati bukan hanya soal berbicara di depan umum, tetapi juga tentang bagaimana seseorang bersikap dalam kehidupan pribadinya.

Kasus M.R. kini menjadi perbincangan hangat di Surabaya, dan masyarakat menantikan bagaimana proses hukum ini akan berjalan. Satu hal yang pasti, keadilan harus ditegakkan, dan perlindungan terhadap anak harus menjadi prioritas utama.

Editor : Rredaksi

pantaukota.com skyscraper