SURABAYA | pantaukota – Ratusan warga Nambangan, yang terdiri dari nelayan, pedagang hasil laut, hingga pembuat jaring, menggelar doa bersama di malam Nisfu Sya’ban sebagai bentuk penolakan terhadap rencana reklamasi Surabaya Waterfront Land seluas 1.084 hektare. Mereka berharap pemerintah membuka mata hatinya dan lebih peduli terhadap rakyat kecil, bukan hanya saat kampanye.
Dalam acara doa yang berlangsung khidmat, warga menyampaikan harapan agar pemerintah tidak memberikan izin reklamasi yang dinilai akan semakin memperlebar kesenjangan sosial. Mereka menilai proyek ini hanya akan menciptakan kawasan elit untuk konglomerat, sementara masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup dari laut akan semakin terpinggirkan.
"Pemerintah seharusnya bekerja untuk mengurangi kesenjangan sosial, bukan justru menciptakannya dengan memberikan izin reklamasi," ujar salah satu peserta doa bersama.
Warga juga menyoroti visi Presiden Prabowo yang menekankan kepentingan rakyat dan kemandirian pangan. Menurut mereka, reklamasi yang mengorbankan ruang hidup nelayan bertentangan dengan arahan Presiden, yang berulang kali menekankan pentingnya keberlanjutan sektor perikanan dan pertanian.
Mereka berharap pemerintah pusat, khususnya kementerian terkait, memperhatikan dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh proyek reklamasi ini, serta memastikan kebijakan yang diambil benar-benar berpihak kepada rakyat kecil.
Editor : Rredaksi
